BLOGGER TEMPLATES Funny Pictures

Selasa, 28 Januari 2014

Kado yang Menangis

Kado yang Menangis
Karya Anisa Nurul islamadina
Hari ini seharusnya menjadi hari dimana orang-orang yang sayang padaku mengucapkan, “selamat ulang tahun, Nisa” sambil tersenyum dan memberikan kado untukku. Aku masih ingat saat ulang tahunku ke-17 teman-temanku menyembunyikan laptopku tapi aku tak sadar hingga pulang sekolah. Saat itu hujan turun dengan derasnya belum lagi perutku sudah berbunyi minta diisi. Aku memutuskan untuk pulang saja karena mungkin bisa saja memang hari itu aku tak membawa laptop. Kurasa teman-temanku melupakan satu hal bahwa aku orangnya memang pelupa jadi aku tidak ingat apa aku membawa laptop atau tidak. Haha parah ya? Tapi begitulah aku.. Teman-temanku pada akhirnya kesal dan memberitahukan padaku bahwa tadi aku memang membawa laptop. Aku tidak percaya karena aku tidak ingat bahwa aku memang membawa laptop. Huum.. Akhirnya teman-temanku memberitahu padaku bahwa sebenarnya mereka menyembunyikan laptopku. Waaaaa! Pantas saja perasaanku dari tadi tidak enak. Aku langsung menggeledah satu per satu loker di bagian belakang ruang kelasku. Benar saja ada loker yang dikunci.. Pasti kuncinya dibawa salah seorang temanku begitulah pikirku saat itu.
Temanku memberitahu padaku bahwa kunci loker yang berisi laptopku di bawa si *****. Aku sensor ya..Haha. Katanya si ***** sedang berada di kantin belakang sekolah. Aku langsung menuju ke sana. Setelah keluar dari pintu… Byuur.. basahlah sudah air yang kotor dan bau itu melumuri badanku dan membuat basah seragamku. Cerita selanjutnya mungkin sama dengan beberapa kisah yang para pembaca alami. Teman-temanku membawakan tumpeng kecil untukku dan seorang temanku yang pada hari itu dirayakan sekaligus. Sebenarnya tanggal ulang tahun kita tidak sama cuma sama-sama November aja.. hehe :-)
Hmm.. kalau diingat begitu indah. Eittss.. STOOOOP! Sekarang aku udah jadi mahasiswi nggak ada lagi yang namanya acara siraman. Namun aku sebenarnya tidak mau kisah ini terjadi padaku di hari ulang tahunku. Eyang kakungku yang sebelumnya nggak pernah sakit semiggu sebelum hari ulang tahunku masuk rumah sakit gara-gara sakit prostat. Seharusnya di hari ulang tahunku eyangku sudah sehat karena sudah dioperasi, tapi yang terjadi eyangku justru masuk ruang ICU. Yah, tepat di hari ulang tahunku 22 November.
Hari itu entah kenapa aku terlambat masuk kelas dan tidak diizinkan mengikuti mata kuliah Matriks dan Vektor. Ternyata yang terlambat bukan hanya aku tapi ada 36 anak yang lain, yang tidak terlambat hanya 11 orang. Biasanya dosenya tidak mempermasalahkan keterlambatan tapi entah mungkin karena lagi dapet, beliau jadi sensitif. #padahal dosennya laki-laki..hehe : p
Setelah beliau keluar ruangan aku masuk ke kelas untuk menanyakan materi dan tugas yang tadi diberikan dosen pada temanku yang tidak terlambat. Aku langsung mengerjakan tugas itu. Setelah selesai, aku baru menyadari bahwa ada beberapa SMS yang masuk dan ternyata itu dari abiku. Aku syok ketika membaca SMS itu. Aku langsung meminta temanku untuk mengizinkanku untuk tidak mengikuti mata kuliah Fisika Dasar dan Bahasa Inggris dan bergegas ke rumah sakit.
Aku benar-benar kehilangan rasa tenangku. Di perjalanan menuju rumah sakit aku tak bisa menahan rasa sedih yang mengiringi memori-memori yang muncul bersama eyang kakungku. Aku berdoa,”Ya Allah.. jangan panggil orang yang begitu sabar.. sosok yang begitu sabar seperti eyang kakungku.. sosok yang tidak pernah marah apapun alasannya jikalau beliau marah mungkin hanya dipendam dalam hati untuk segera dimaafkan..di mana aku bisa menemukan sosok seperti itu lagi di dunia ini jika Engkau mengambilnya Ya Allah..”. Saat itu aku mengingat waktu pertama kali menengok beliau di rumah sakit. Pasti tidak ada yang menyangka apa yang diucapkannya saat melihatku datang.
“Nis, sikilmu wis mari durung?”
(“Nis, kakimu sudah sembuh belum?”)
“Belum, Eyang. Masih sakit tapi ini udah aku balut pakai kain kassa.”
Dalam hati aku merinding.. Ya Allah.. Abiku aja nggak pernah nanyain kakiku yang sakit.. Tapi eyang kakung.. Padahal eyang lagi sakit masih sempet-sempetnya mikirin keadaanku..
Sebenernya kakiku udah seminggu lebih kena infeksi nggak sembuh-sembuh. Di beberapa jariku sama telapak kaki berdarah dan bernanah. Sebenernya sakit buat jalan apalagi naik motor kan harus nginjek gigi sama rem.. tapi nggak masalah bagiku.. Rasa sakitku nggak seberapa dibandingin rasa sakit yang dirasain eyang kakungku begitulah pikirku saat itu.
Keadaan eyang kakung tak kunjung membaik.. sampai pada tanggal 24 ada salah seorang saudaraku mengirim SMS bahwa eyang kakungku kritis. Di saat bersamaan sahabat MANku datang membawa kue ulang tahun. Aku tidak bisa menemani mereka lama karena harus ke rumah sakit. Aku tidak bisa bahagia melihat kue itu.. ini justru tambah membuatku takut pada kematian yang bisa saja merenggut eyang kakungku. Meskipun begitu aku merasa senang sahabat-sahabat MANku masih ingat saja pada hari ulang tahunku. Makasih banyak ya Mbak Zaza (Ikka Novita Nur Hafizhah) dan juga Tri Rahmawati..
Aku dan keluargaku pun langsung menuju ke rumah sakit. Ternyata sesampainya di sana kondisi eyangku justru membaik. SMS tadi hanya kesalah pahaman. Aku lega sekali.. Allah masih memberi kesempatan eyangku untuk terus hidup. Tapi itu hanya sampai pada tanggal 27 November.
Siang itu di masjid aku dan teman-temanku sedang mengerjakan paper tentang K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Tiba-tiba abiku menelponku.
“Hallo. Assalamu’alaikum,”
“Wa’alaikumussalam..mbak.. Mbak Nisa, bisa pulang sekarang? Asyam* sendirian. Abi harus ke rumah sakit.”
*)Asyam: adikku nomer 6 (umurnya 2th sekarang)
“Lha ini masih ngerjain tugas, Bi. Nanti juga masih ada kuliah.”
“oh… ya sudah. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam warahmatullah.”
Saat itu aku berpikir ke rumah sakitnya nanti aja habis kuliah soalnya dari kemarin udah izin berkali-kali. Aku pun melanjutkan membuat paper. Tak lama kemudian, abiku menelpon lagi.
“Mbak, Eyang kritis.”
“Innalillahi wa inna illahi raji’un.. Ya sebentar,Bi. Aku ke sana.”
                Aku sempat berpikir itu hanya kesalahpahaman lagi seperti beberapa hari yang lalu jadi aku memutuskan untuk melanjutkan sedikit lagi baru pergi ke rumah sakit. Tapi tak lama abiku menelpon lagi.
“Mbak.. Eyang udah meninggal.”
Gleek..
Rasanya mau nangis tapi nggak bisa.. Begitu banyak penyesalan.. Tanganku agak gemetar menjamah barang-barangku untuk segera berkemas menuju rumah sakit. Aku pasrahkan tugas paper ke teman-temanku.
Lagi-lagi di perjalanan air mataku tumpah..
Aku tidak bisa lagi melihat eyang kakungku tersenyum.. Aku tidak bisa lagi mendengar  eyang kakungku bernyanyi sambil memainkan gitar.. Aku tidak bisa lagi menyentuh tangannya yang penuh kasih sayang itu saat berpamitan pergi ke kampus..
Hal yang lebih menyesakkanku saat eyang kakungku siuman setelah dioperasi eyangku mengalami halusinasi. Mungkin itu efek obat bius saat operasi yang masih tersisa. Namun di tengah alam antara sadar dan tidak, beliau selalu menanyakan jam.. Eyangku takut kalau tertinggal waktu sholat karena sewaktu beliau sehat selalu langsung sholat begitu mendengar adzan.. Di tengah alam itu pula eyangku mengatakan berbagai macam hal yang menjadi tanggung jawabnya untuk dikerjakan oleh kami sendiri.. Saat itu kami tidak sadar bahwa mungkin itu sebagai salam perpisahan dan lagi-lagi.. eyangku selalu memikirkan seluruh keluargaku termasuk aku..
Tanggal 27 November, pukul 16.30 eyang kakungku di bawa pulang ke rumah. Di sana sudah disiapkan tenda untuk pelayat. Malam hari semakin banyak pelayat yang datang, termasuk sahabat yang sangat aku sayangi Tesa.. Sahabat yang selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan “selamat ulang tahun” di hari ulang tahunku. Ada satu hal yang membuatku heran ada satu orang sahabatku yang kuanggap dekat dulunya dan dia juga tinggal tak jauh dari rumahku, tapi dia tidak datang.. Aku kecewa sebenarnya.. apa dia hanya ada saat senang saja? Padahal rumah Tesa cukup jauh tapi dia menyempatkan datang bersama ibunya. Apa aku punya salah padanya? Hanya Allah yang Tahu..
Malam itu, aku dan adik-adikku membacakan Surat Yasin didekat eyang.. Ku harap eyang mendengar bacaan Qur’an kami, yang khusus kami persembahkan buat eyang kami tercinta :’
Esoknya aku berjaga diujung tenda untuk memberikan konsumsi bagi para pelayat. Ada sahabatku yang datang lagi, dia bernama Mega Oktaviani.. Jazakillah sahabatku J. Saat adzan Dzuhur berkumandang jenazah eyangku dibawa ke masjid untuk disholatkan. Di situlah aku menatap keranda hijau bertuliskan Laa illaha illallah lamat-lamat.. dan di situlah tangisku dan keluargaku pecah.. Sepertinya kami merasa ada sesuatu yang hilang dari jiwa kami.. Kami merasa kosong.. Hati kami terasa sangat pedih.. Meski aku tahu ini sudah takdir dari Yang Maha Kuasa, Allah SWT..
Kami mengantar jenazah eyang sampai kembali lagi di tempat asal manusia dulu. Di sana setelah semua pelayat mendoakan giliranku dan keluargaku mendo’akan lagi khusus untuk eyangku tercinta. Air mata kami kembali berjatuhan bersama sendunya hati kami. Lalu kami pulang dan kehidupan kami kembali berjalan meski tetap terasa ada yang hampa..
Selamat jalan eyang kakung.. Kami selalu mendo’akanmu.. Semoga eyang mendapat tempat terbaik di sisi Allah.. Aamiin :’)

Barakallah buat sahabatku yang milad hari ini tanggal 28 Januari  :D
Maaf ya, aku malah cerita tentang kisah yang menyedihkan ini padamu di hari ulang tahunmu..
 Aku nggak bermaksud membuatmu merasa sedih tapi aku yakin kamu pasti mengerti apa yang aku maksud..
Sahabat, di hari yang spesial ini aku ingin kamu menjadi insan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.. Menjadi insan yang bisa membuat orang lain tersenyum dan bahagia.. Menjadi seorang hamba Allah yang selalu ingat pada-Nya dimana pun dan kapan pun.. Menjadi seorang hamba Allah yang selalu taat dan patuh pada-Nya.. Menjadi hamba Allah yang selalu melakukan sesuatu diniatkan karena meraih ridho Allah :-)
Makasih banyak selama ini kamu sudah melukiskan hari-hari yang begitu luar biasa untukku meskipun kamu jauh di Madinah tapi kamu tetep inget sama sahabatmu yang selalu membuatmu kesal ini..Hehe
Sahabat, aku ingin suatu hari nanti bisa melihatmu tersenyum karena aku.. Aku merasa selama ini kamu yang selalu membuatku tersenyum karenamu.. Tapi aku tetap ingin ukhuwah yang selama ini kita jalin mendapat ridho-Nya.. Jadi, tetap saling mengingatkan ya supaya kita bisa menjadi hamba-Nya yang terbaik.. Aamiin
Hmb.. karna kita harus saling mengingatkan aku mau mengingatkan satu hal.. Janji adalah hutang maka harus kita tepati karena Allah adalah saksinya.. Jadi, buat siapa pun yang berjanji harus memenuhinya termasuk aku..







0 komentar: