Kamis, 15 November 2012
Diposting oleh Unknown di 04.42 0 komentar
Label: Learning from mylife
Minggu, 14 Oktober 2012
Diposting oleh Unknown di 00.57 0 komentar
Label: Learning from mylife
Dia
Karya Anisa Nurul Islamadina
Diposting oleh Unknown di 00.42 0 komentar
Label: Puisi Modern
Selasa, 04 September 2012
Sepeda 24 Karat!
Sepeda 24 Karat!
Rapor kenaikan kelas telah dibagikan. Libur kenaikan kelas pun tiba. Saat inilah yang paling dinanti-nanti Nisa kecil. Bukan karena menanti hasil nilai rapornya yang tak pernah mendapat angka merah. Bukan karena menanti akan liburan ke rumah simbah di Tegal. Tapi ia menanti uang tabungan yang ia kumpulkan setahun ini di bangku kelas 4 SD. Meski jumlah tabungan yang ia peroleh hanya sembilan puluh delapan ribu rupiah, eyang putrinya berjanji menambahi uang tabungannya untuk membeli sepeda jika rangking lima besar. Tentu itu bukan syarat yang sulit untuk seorang Nisa kecil.
Gadis cilik ini begitu girang menggenggam uang tabungannya. Ia memperoleh uang tersebut dari uang saku yang ia kumpulkan. Nisa kecil lalu berlarian kecil di dalam rumah mencari-cari sosok eyang putrinya untuk menagih janji eyangnya itu. Akhirnya ia menemukan eyang putrinya di kamar sedang beristirahat. Tapi itu tak membuat Nisa kecil urung menagih janji pada eyangnya.
“Yang, katannya kalau Nisa rangking lima besar mau di tombokin beli sepeda.”
“Uang tabunganmu berapa?”
“Ada sembilan puluh delapan ribu rupiah, Yang. Memang sepeda harganya berapa?”
“Paling ya sekitar tiga ratus ribu”
“Wah padahal eyang bilangnya nombokin separuh harganya. Berarti masih kurang banyak, Yang”
“Apa mau sepeda bekas saja yang harganya murah?”
“NGGAK MAU! Nisa pengennya sepeda baru!”ucap Nisa kesal. Ia teringat temannya Putri yang tinggal di sebelah rumahnya yang baru saja membeli sepeda baru. Sepeda Poligon warna kuning yang harganya empat ratus lima puluh ribu rupiah. Garansi satu tahun lagi! Masak ia hanya mememiliki sepeda BEKAS dan tidak ada GARANSINYA!
Eyangnya hafal benar tingkah cucunya ini. Kalau keinginannya tidak di turuti langsung cemberut dan marah. Seperti yang dilakukannya baru saja. “Lho jangan salah! Sepeda bekas itu tidak mesti jelek banyak kok sepeda bekas yang kualitasnya nggak kalah bagus dengan yang baru”, jawab eyangnya bijak.
“Pokoknya Nisa pengen sepeda baru. Kalau dengan uang yang sekarang nggak cukup, Nisa akan ngumpulin satu tahun lagi. Biar menunggu lagi yang penting BAARUUU!” jawabnya ketus. Eyangnya hanya bisa tersenyum melihat kelakuan cucunya yang nomer satu itu.
Eyang putri adalah caranya memanggil ibu dari ibunya Nisa. Eyang putri Nisa mempunyai tiga orang anak yaitu ibu Nisa yang bernama Ani, lalu buliknya bernama Reni, dan yang terakhir omnya yang bernama Seno. Maka dari itu Nisa adalah cucu yang nomer satu karena cucu yang pertama lahir dan dari anak pertama eyangnya.
“Kalau begitu ya sudahlah nanti eyang saja yang nomboki semuanya”, ucap eyang putrinya membuat gadis kecil di hadapannya tersenyum puas. Lalu ia mendekat pada eyangnya dan berkata,”Makasih ya, Yang. Beli sepedanya nanti siang ya!” ucap Nisa kecil yang membuat eyangnya terkejut. Baru saja eyangnya mengalah dan mengabulkan keinginan cucunya itu, sekarang ia minta cepat-cepat dipenuhi. Itulah Nisa kecil, mungkin ia takut keinginannya akan terbang seperti debu yang ditiup angin dan tak pernah kembali.
JJJ
Kring.. Kring.. Kring..
Nisa suka sekali membunyikan bel sepedanya. Sepeda mini warna pink yang memiliki kranjang di depan dan tempat duduk untuk boncengan di belakang akhirnya ia miliki. Sebenarnya dulu waktu TK enol kecil ia sudah punya sepeda tapi sepeda roda tiga dan waktu TK nol besar dibelikan Abinya lagi sepeda roda empat. Sepeda roda empatnya dilepas dua roda kecil di belakang yang berdampingan dengan roda belakang yang besar saat ia mulai kelas dua SD. Tapi dari sepeda-sepeda yang ia miliki, Nisa kecil sangat suka dengan sepeda mini pinknya sekarang. Sepeda roda dua dengan keranjang, bel, lampu depan, dan boncengan, inilah yang sepertinya menjadi sepeda terakhir seorang Nisa sekaligus menjadi sepeda favoritnya. Sepeda yang ia beli dengan hasil kerja kerasnya.
Rok biru tua terjuntai saat Nisa mengayuh sepedanya. Ia sudah SMP. Tapi tetap saja jadi si telatan alias Tukang Telat!. Meskipun jarak rumah ke sekolahnya hanya satu kilometer tetap saja Nisa telat. Biasanya Nisa jalan kaki tapi karena hari ini ia berangkat dari rumah jam tujuh kurang tiga menit jadi ia harus memakai sepeda. Bel masuk SMPnya berbunyi pukul tujuh tepat. Jika telat dan ketahuan guru piket ia harus dipulangkan. Maka dari itu untuk mempersingkat waktu perjalanan Nisa mengayuh sepedanya.
Sesampainya di sekolah, ia memarkir sepedanya secara sembarang. Lalu ia bergegas masuk kelas. Inilah kebiasaan buruk yang sulit ia tinggalkan. Hingga ia berubah menjadi seorang gadis remaja yang duduk di kelas sembilan.
JJJ
Mentari mempertontonkan panasnya yang luar biasa. Ini juga yang membuat Nisa makin kesal. Sekarang ia juga satu sekolah dengan adiknya yang masih duduk di kelas tujuh. Belum lama ini adiknya membeli sepeda baru dengan uangnya sendiri. Sepeda adiknya jauh lebih tinggi disbanding miliknya. Jauh lebih bagus karena masih baru. Warnanya biru yang catnya juga masih berkilau. Berbeda dengan sepeda mininya yang kini sudah pudar warnanya dan berkarat di mana-mana.
Gara-gara sepedanya tak seindah dulu, Nisa sering meminta adiknya untuk bertukar sepeda ketika berangkat dan pulang sekolah. Kebetulan adiknya yang bernama Ima itu belum bisa menggapai sepeda baru miliknya yang tinggi itu.
Rasa malu karena sepedanya sudah jelek itu membuatnya sedikit malu memakainya. Hingga hari itu pun tiba.
Banyak terjadi kasus pencurian sepeda. Teman-teman di sekolahnya mulai membeli rantai untuk mengunci sepeda. Tapi sepertinya maling sepeda itu lebih pintar dari yang kita bayangkan. Dan siang itu Nisa pulang ke rumahnya tanpa menyadari ini..
“Lho, Mi sepedaku mana?” tanya Nisa pada Uminya(umi artinya ibu dalam bahasa Arab).
“Umi nggak tahu. Tadi kamu berangkat sekolah pakai apa?”tanya Umi pada Nisa.
Nisa berfikir sejenak. Seingatnya ia tadi berangkat sekolah jalan kaki. Nisa mulai cemas. Ia bingung di mana sepedanya sekarang. Apa dicuri seperti banyak kasus yang terjadi akhir-akhir ini. Meskipun sepeda itu sudah jelek penampilan fisiknya tapi sepeda itu menyimpan ribuan kisah. Saat pulang sekolah dalam rinai hujan, ia menuntun sepedanya itu sambil berjalan menemani sahabatnya yang kala itu tak membawa sepeda. Ia masih ingat saat hujan lebat mendera, sepedanya membawanya menerobos angin dan dinginnya hujan. Ia masih ingat, saat ia harus terburu-buru karena hampir telat sepeda itu yang membawanya. Kini ia hilang. Entah kemana..
Nisa yang kini tidak bisa disebut anak kecil lagi kembali merasakan betapa beruntungnya ia memiliki speda pink mini itu. Meski tinggi nya sekarang membuat sepeda itu terasa kurang nyaman. Dan fisik sepeda yang sudah KARATAN.. Tapi memori kenangan itu tak bisa dibeli dengan harga apapun!
Akhirnya, ia pergi ke rumah Putri tetangganya yang juga satu sekolah dengannya. Putri juga sering berangkat dan pulang besamanya dan hari ini pun juga begitu. Tapi memang saat berangkat sekolah tadi, Nisa tidak bareng dengan Putri.
“Put, kamu tadi di pparkiran liat sepedaku nggak?”
“Aku nggak ngeliatin tadi, emang kenapa? Sepedamu nggak ada di rumah?”
“Iya. Tapi tadi seingetku aku nggak bawa sepeda makannya tadi pulangnya langsung bareng kamu jalan.”
“Kamu yakin nggak bawa sepeda? Bisa aja kamu lupa. Coba aja ke sekolah. Siapa tahu emang beneran lupa.”
Mendengar jawaban temannya yang cukup masuk akal, Nisa langsung berlari menuju sekolahnya.
“Sepeda.. jangan ilang.. Haduh, Ya Allah memang selama ini aku kurang bersyukur. Tapi semoga sepedanya emang ada di sekolah”, ucap Nisa dalam hati sambil terus berlari menuju sekolahnya.
Kringat deras bercucuran di dahi Nisa yang telah remaja. Bukan saja karena berlari sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah tetapi karena ketakutan dan kegelisahannya juga membuat pikirannya lelah. Sepeda yang sudah enam tahun menemaninya berangkat dan pulang menuntut ilmu, kini RAIB. Oh, ini benar-benar mimpi buruk! Semoga tidak!
Saat masuk pintu parkiran sepeda, pandangannya hanya tertuju pada sebuh sepeda tua yang mematung sendirian di area parkir yang tak begitu luas.
Nisa langsung menyunggingkan senyumnya dan berlari menuju sepeda itu sambil berteriak,“Waaaaa… Ya Allah! Makasih! Makasih!”.
“Ya Allah.. ternyata tadi pagi aku emang bawa sepeda tho.. Haduh, untung wae nggak ilang. Makasih Ya Allah!”ucap Nisa yang kemudian mengendarai sepedanya pulang.
Inilah cerpen yang berdasarkan pengalamanku.
Hehe biar karatan sekarang, bagiku sepeda itu tetep sepeda 24 karat!
Yang nggak akan pernah tua dan jelek meski dimakan waktu ^w^
Diposting oleh Unknown di 00.14 0 komentar
Label: Cerpenku
Jumat, 17 Agustus 2012
Akhir Cerita
Yogyakarta, 23 Juli 2012
Akhir Cerita
Karya: Anisa Nurul Islamadina
Memori kelegaan dan kepedihan
tercatat jelas hari ini
Kuungkap segala rasa terpendam
Kuakhiri kisah terpenting bagiku
Kini aku benar-benar harus lupa
Tapi kata terakhirnya..
buatku penuh bimbang dan rasa rindu
Rasa benci tidak akan mungkin hadir
Karna sikapnya yang slalu menyanjungku
Apakah kuharus membalas pesan terakhir?
Aku ingin tahu perasaannya sekarang
Andaikan kubisa terus berharap
tapi itu hanya kan jadi sia
Karna dia benar akan pergi
Diposting oleh Unknown di 07.10 0 komentar
Kekosongan Rindu
Yogyakarta, Jum'at 20 Juli 2012
Kekosongan Rindu
Karya: Anisa Nurul Islamadina
Dalam sebuah perpisahan
bolehkah kumemilih diam
Tanpa ada tetes air kerinduan
padamu yang kusayang
Jenuh diri mengingatmu
Karna hanya terus ukir luka
Bisakah kubebaskan rindu ini
Biarkan pergi bersamamu
Ya Allah..
Manakah jalan terbaik?
Lupa dan hentikan rasaku
atau tutup bersama..
sebagai sahabat
Diposting oleh Unknown di 06.59 0 komentar
Selasa, 26 Juni 2012
H&H
Hyun Mi hanya bisa memandang dengan sakit. Bagaimana tidak Kyu Hyun oppa lebih menaruh perhatiannya pada Hyun Ah. Memang secara fisik Hyun Mi lebih kuat daripada Hyun Ah adiknya. Itu juga yang membuat Kyu hyun selalu berada di samping Hyun Ah untuk menolong. Hyun Mi tak tahu apa yang harus dilakukannya. Apa dia harus berpura-pura lemah untuk mendapat perhatian Kyu Hyun oppa. Tapi itu bukan Hyun Mi kalau sampai dia terlihat lemah dan tergantung orang lain. Apakah tidak ada cara lain untuk merebut perhatian oppanya. Hyun Mi sungguh bingung.
“DAAA! Hyun Mi.. What’s wrong with you?”
“Berisik Dong Hae!”
“Hey, aku lebih tua darimu. Wae?”
“Bisa nggak sih oppa tenang. Sebel deh. Pusing nih! Hhhh”
Hyun Mi pergi melenggang meninggalkan Dong Hae. Saat ia memasuki ruang tamu, dilihatnnya Hyun Ah menyandarkan kepalanya pada Kyu Hyun oppa, seketika itu tubuh Hyun Mi langsung membeku. Lalu air matanya mengalir deras tanpa ia sadari.
“Hyun Mi? Kamu?” tanya Kyu Hyun beranjak berdiri mendekati Hyun Mi
“Tak apa,oppa” jawab Hyun Mi pergi menuju bibir pantai
Liburan musim panas, SMA ....... mengadakan liburan di pantai Hawai. Tentu saja mereka tinggal di penginapan dekat sana. Tapi rasanya liburan ini tak membantu Hyun Mi untuk menghilangkan rasa sakitnya. Justru ditempat ini Kyu Hyun oppa dan Hyun Ah tampak lebih dekat. Luka di hati Hyun Mi pun kian membiak. Meski terus tersakiti, Hyun Mi hanya bisa menahannya. Tak mungkin ia betah menangis lebih dari 5 menit.
“Cengeng. Katanya mau jadi strong girl” ucap Dong Hae mengagetkan
“Siapa yang nangis. Wek” jawab Hyun Mi menutupi rasa sedihnya
“Cerita ke aku dong”
“Penting ya?”
“Iya. Kamu tahu setiap jatuhnya setitik air matamu. Hatiku seperti dihantam seribu pukulan”
“Oppa, itu kertas apa ya?”
“Ha?! Kertas.. Oh ini untuk bungkus permen karet tadi”
“siniin kertasnya”
“Eh jangan-jangan, jaa... yaaah”
“Wuahahahhahahaha. Dasar kalo nggak bisa romantis nggak papa lagi oppa! Nggak usah sok sweet dengan ngombal yang pake contekan gini..Hahahahhaha”
“Yah, aku kan berusaha ngibur kamu”
“Aku suka sama kamu. Sorry aku nggak bisa bertele-tele dan romantis kayak Kyu Hyun cowok idamanmu itu”
“BBbbr.. Hahahahhahaha Bercanda aja oppa” jawab Hyun Mi dengan santai
“Aku serius”
Dong Hae langsung beranjak pergi menuju kamarnya. Selama ini ia sadar kalau Hyun Mi menyukai Kyu Hyun sahabatnya. Tapi sahabatnya itu tak sedikitpun menyukai Hyun Mi jadi tak salah bila ia mencoba untuk dekat dengan Hyun Mi. Ia bisa beranggapan begitu karena dulu Kyu Hyun pernah cerita kalau dia sebenarnya hanya menganggap Hyun Mi dan Hyun Ah adiknya. Sebenarnya ia juga agak kesal dengan sahabatnya itu, suka PHP sama dua cewek yang sama-sama polos dan tulus. Pernah ia hampir menonjok Kyu Hyun karna ia membiarkan Hyun Mi pulang sendirian gara-gara ia memilih menjemput Hyun Ah di rumah sakit.
“Apa memang nggak ada harapan buat jadi orang yang ada dihatinya Hyun Mi. Apa wajahku ini ga ada tampang seriusnya. Hhhhhh... Hyun Mi coba kamu tahu. Aku bener-bener sayaang” ucap Dong Hae pada dirinya sendiri sambil berkaca pada cermin di kamarnya.
Sebenarnya Dong Hae lebih populer dikalangan cewek-cewek SMA ..... daripada Kyu Hyun. Wajahnya yang babyface dan sifatnya yang kocak sering membuat tertawa orang disekitarnya. Dia juga ramah pada siapa saja dan jujur. Itu yang membuat orang-orang menyukainya. Tapi mungkin Hyun Mi memang lebih suka yang bisa bersikap dewasa dan dapat menjaganya.
Tiba-tiba saja muncul Eunhyuk dengan wajah panik.
“Dong Hae!! Gawat Hyun Mi tenggelam..”
“HA?? Benarkah?”
Dong hae berlari segera menuju pantai dan menjeburkan dirinya ke laut saat melihat Hyun Mi menggapai-gapai tangannya.
“Hyun Mi.. sadarlah. You’re strong girl, right? Ayo mana senyum Hyun Mi yang tegar? Heh! Hyong, kenapa kamu nggak nolong Hyun Mi!”
Kyu Hyun hanya terdiam sambil merasa bersalah. Ia juga merasa tak dapat memaafkan dirinya sendiri.
“Oppa nggak boleh kemana-mana!”rengek Hyun Ah
“Diem kamu Hyun Ah!” sentak kyu Hyun yang mengagetkan semua yang ada di sana karena baru kali ini ia membentak wanita.
“Stop. Liat Hyun Mi masih belum sadar” ucap EunHyuk menengahi
Uhuk.. uhuk..
“Oppa” ucap Hyun Mi
“Iya, ini aku” jawab Dong Hae
“Kyu Hyun oppa”
Jleb.. Dong Hae benar-benar tak mengira padahal ia sudah menyelamatkan Hyun Mi. Selama ini dia juga selalu berada di samping Hyun Mi saat gadis itu sedang sedih dan terluka. Tapi ternyata posisi Kyu Hyun dihati Hyun Mi memang belum tergoyahkan.
“Iya Hyun Mi. Maaf kan oppa” ucap Kyu Hyun sambil memeluk erat Hyun Mi
Sudah tentu Hyun Ah mengamatinya dengan kesal dan marah.
“Oppa, hentikan! Bukan dia yang harus oppa peluk! Tapi aku!”ucap Hyun Ah marah
“Diam kamu! Mulai sekarang jangan dekati aku lagi!”sentak Kyu Hyun pada Hyun Ah
Seketika itu juga Hyun Ah langsung mendekati Hyun Mi dan menjambak rambutnya.
“AAAAA... sakit”
“Lepas Hyun Ah!” bentak Kyu Hyun
“Kamu nggak perlu kasar. Ayo Hyun Ah, kita masuk” ucap Dong Hae menggandeng Hyun Ah
***
Semenjak itu Hyun Mi jauh dari Dong Hae. Tapi entah bahagia atau sepi yang dirasa, meskipun ia telah bisa mengambil hati Kyu Hyun oppa namun ia merasa jauh dengan Dong Hae oppa. Haruskah ia memilih? Dulu memang tak ada rasa yang terlintas kepada Dong Hae oppa tapi sekarang berbeda.
“Hyun Mi, kamu mau ini?”
“Sushi? Ah tidak, biasanya Dong Hae oppa berlomba denganku makan Mie Ramen di restoran Jepang. Hmm.. seru deh”
“Oke. Kita ke sana. Oppa, ambil mobil dulu ya”
“Jangan! Aku mual kalau naik mobil. Gimana kalau naik motor? Biasanya Dong Hae oppa memboncengiku dan aku menjewer kupingnya. Dia pasti selalu menjerit di sepanjang jalan. Lucu seperti anak kecil saja.Hihihi” ucap Hyun Mi girang
“Baiklah. Kita naik motor”
Dalam hati Kyu Hyun sangat dongkol. Kenapa sedari tadi Hyun Mi hanya menyebut Dong hae dan Dong Hae. Padahal hari ini ia mau mengajak Hyun Mi kencan. Hhh... disepanjang jalan menuju restoran Hyun Mi juga diam saja. Ia tidak bertingkah seperti apa yang ia lakukan bersama Dong Hae. Sesampainya di restoran itu Hyun Mi terlihat murung, karena ternyata di sana terlihat Dong Hae dan Hyun Ah sedang makan Mie ramen berdua.
“Kenapa?”
“Nggak papa. Ayo oppa” jawab Hyun Mi bergegas masuk dan duduk di meja dekat Dong hae dan Hyun Ah.
“Oppa suapin aku dong” rengek Hyun Ah pada Dong Hae
“Oh.. emm.. makan sendiri ya”
“Ih oppa”
Terlihat Hyun Mi tertawa. Ia senang Dong Hae tidak memanjakan Hyun Ah.
“Hyun Ah, kamu suka kan mie ramennya mau lomba sama oppa nggak?”
“Boleh”
“Oke.. satu, dua.. tiga..”
Hyun Mi hanya melirik sebal. Ia ingin mencoba membalas.
“Hyun Mi, dari tadi kamu bengong aja. Nih udah aku pesankan kimchi.”
“Eh.. ha.. iya aku makan”
“Pelan-pelan. Saking semangatnya sampai belepotan,kan”
“Wah, Kyu Hyun oppa benar-benar memperhatikanku” ucap Hyun Mi dengan nada agak keras
Dong Hae melirik ke arah Hyun Mi. Dalam hati ia begitu kesal. Apa sih yang bagus dari Kyu Hyun.
“Hoek.. hoek...”
“Hyun Mi, kenapa?”tanya Kyu Hyun lembut
“Nggak tau. Hmmbb Hoek”
“Hei Hyong! Kamu tau Hyun Mi alergi sama yang namanya kimchi!”
“Bener Hyun Mi?”
“Iya.. Hmbb hoek”
“Ayo kuantar pulang. Cowok ini nggak bisa jagain kamu” ucap Dong Hae geram sambil menggenggam tangan Hyun Mi.
Mata Hyun Mi langsung tertuju pada tangan Dong Hae yang menggenggam erat tangannya. Ia melihat sebuah cincin melingkar di jari manisnya. Pandangan hyun Mi langsung tertuju pada inisial D & H pada cincin itu. Lalu ia melihat jari manis Hyun Ah juga memakai cincin serupa.
“Dong Hae dan Hyun Ah. Mereka pacaran atau tunangan? Tapi Hyun Ah pernah bilang kalau mereka akan segera bertunangan seminggu yang lalu. Apa benar mereka tunangan?”, tanya Hyun Mi dalam hati.
Hyun Mi langsung pergi dari restoran itu. Tidak dengan air mata. Ia hanya diam dan mempercepat langkahnya menuju halte bus yang ada di sebrang jalan. Tiba-tiba sebuah tangan meraih tangan kirinya dan menggenggamnya erat. Hampir bersamaan sebuah tangan lagi meraih tangan kanannya dan menggenggam lebih erat. Tapi kedua tangan yang meraihnya itu terasa berbeda. Sebelah kiri terasa lembut dan hangat, namun yang dirasakan Hyun Mi hanya biasa saja. Sedangkan sebelah kanan terasa kuat seperti takut kehilangan untuk kedua kalinya dan Hyun Mi juga merasa takut untuk melepaskan tangan itu. Hyun Mi membiarkan kedua pemilik tangan itu menghampirinya. Ia penasaran siapakah pemilik tangan yang kuat itu.
“Hyun Mi, kamu tahu benar sifatku yang kekanak-kanakan, menyebalkan, tidak romantis, cuek, nggak peka, bodoh, ceroboh, dan yang lainnya. Nggak ada sifat baik dari dalam diriku. Aku jauh dari sosok hyong bila kau bandingkan. Tapi kumohon jawab satu pertayaanku.”
“Apa oppa”
“Kau kesal melihat tulisan D & H dicincin ini?”
“Itu tidak penting”
“Jawablah Hyun Mi! Jangan diam saja!”
“Dong Hae! Bisa tidak kau tidak kasar pada Hyun Mi!”
“Itu bukan urusanmu Hyong!”
“Kau itu banci, hah?!!”
“Aku bilang bukan urusanmu Hyong!”
“Iya. Aku kesal! Kenapa Dong Hae oppa mempermaikanku. Katanya oppa suka padaku. Kenapa oppa bertunangan dengan Hyun Ah!! Kenapa oppa! Kenapa oppa tidak bertanya padaku sekali lagi! Kenapa oppa membiarkanku terus bersama Kyu Hyun oppa? Kenapa tidak cemburu melihatku terus bersama yang lain? Apa begitu mudahnya bagi oppa untuk melepaskanku? Apa aku tidak begitu berharga dimata oppa? Aku merasa sakit oppa.. oppa aku ingin membencimu.. tapi.. kenapa bayangan oppa selalu muncul?? Kenapa!!” ucap Hyun Mi sambil menangis.
“Aku menyayangimu”ucap Dong Hae sambil mengusap rambut Hyun Mi
“Sangat menyayangimu” ucap Dong Hae lagi sambil memeluk Hyun Mi
“Hyun Mi, jangan jadikan oppa pelarianmu lagi. Semoga kau bahagia bersama Dong hae. Bye” ucap Kyu Hyun menjauh pergi sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Hyun Mi tersenyum dan melambaikan tangan pada Kyu Hyun tanpa melepaskan pelukan Dong Hae.
“Kalian benar-benar memalukan! Kyu Hyun oppa tunggu!” ucap Hyun Ah sinis
“Oppa sudah”
“Oh oh mianhae.. “ucap Dong Hae salah tingkah dan melepaskan pelukannya.
“Terus D & H apa maksudnya, aku masih nggak ngerti”
“Apalagi kalau bukan Dong Hae & Hyun Mi” ucap Dong Hae sambil tersenyum jahil.
Diposting oleh Unknown di 21.36 0 komentar
Label: Cerpenku
Sweet in Love
Long time ago, there lived a poor girl named Candy. She was kind girl who always helped his mother worked cleaning the palace. Candy had a sister named Choco. But unlike her young sister, Choco never helped her mother. She was busy had learning to make the sweetest cake for the competition which will soon be opened. The competition was indeed the long-awaited all the girls in the Sweet Kingdom. For the winner of this competition would be the wife of Prince Sugar.
A month later, the competition was began. The competition participants were gave only two days to made the sweetest cake. All the girls got ready to made a cake to won the competition, including Candy. Actually, she was a little embarrassed because the prince is a childhood friend. But she also could not lie to herself if she didn’t like Prince Sugar.
In the evening, she went to Paradise Jugle. She wanted to see the queen honey bees to asked for cake ingredients. She remembered that her mother said, the queen bee of the honey was the sweetest honey. Actually, there were no girl who knew about that jugle as Sugar Candy and Prince found it. Queen Bee had been friends with them ever since they found the jungle, it was easy for Candy to got the sweetest honey.
After Candy returned from the woods, she started making dough, from 5 pm until 3 am until finished. She just add honey stuffing. But she would add the honey in the morning to get felt fresh of the honey.
Candy was sleepy. She put the honey in under the bed. Then she slept. Behind the curtain, Choco had been watching her sister. She was surprised her sister didn’t worried about the cake wasn’t finished. Though the competition was ran out.
Choco stole honey and made new dough. She put all the honey in the dough. Then, she filled it with general honey.
Tomorrow on the second day, Candy was completed her cake. She put the honey in the batter. After baked the cake, she brought it to the palace for competition. She was happy and sure would be a winner.
The jury in this competition were the King, Queen, and Prince Sugar. How surprised they were after tasting Choco’s cake was very delicious. Assessment is completed. Chocho then married with Prince Sugar. Prince Sugar Candy was very disappointed because instead of winning this competition. Candy also felt that. She was very sad. She must accept the person who loved, marriage with her own sister. Candy was confused, she should upset or happy.
A week after their marriage, bad things was began. Sweet Palace poisoned the population. There were a slight bitter taste in the Sweet River (the source of their livelihood). Prince knew cheating had occurred at the Sweet Kingdom.
Then the Prince went to the Bitter Kingdom which the enemy of Sweet Kingdom. Just one way to made the Sweet River as before is with sincerity. When Prince Choco Sugar could stop cheating with a punishment, Sweet River would be normal again. Prince Coffe could only help him to punish Choco.
"What are you doing here? Don’t you satisfy beat my kingdom! ", said Coffe Prince with angry.
"Nothing. I'm here to ask your help."
"Hahaha what? help? dream on! "
"I will give my kingdom if you can help me"
"Are you kidding?"
"I'm serious. Please marriage with Princess Choco "
"Hahahaha Are you crazy?"
"Whatever. Do you want to or not? "
"Of course I do. Are you not afraid Sweet Palace will be destroyed? Well, I agree "
Sugar and Coffe Prince Prince agreed. Without thinking long Coffe Prince went straight to the Palace of Sweets to bring the Princess Choco. Coffe Prince fell in love with Prince Choco since they first met as well as Princess Choco. Then they got married and became the King and Queen of Bitter and Sweet Kingdom.
A month went by, all of a sudden Princess Choco direct skin blackened. She fell ill and the day his face looked older. Bitter and Sweet Palace situation so unstable. From polluted rivers. Bitter Palace could not bear population with a sweet taste in Bitter Sweet River as well as the palace of the population could not stand the bitter taste in the Sweet River. Everything was got wrong.
Meanwhile, Prince Candy Sugar seek to save the girl he loved it. But she want not to went with Prince Sugar. She want not to leave her mother and Sweet Kingdom residents.
"Come with me. It's dangerous for you " asked prince Sugar to Candy.
"No, Prince .. I will stay here until I die. Not the way to solve the problem. I’ll better dead like all by drinking this water. "
"Oh .. Candy don’t do it! "
"I'm disappointed with you. You should not do this.”
Suddenly Candy fell down into the river. Sugar Prince entered the river to save her. Prince Sugar tried to reach Candy. But apparently it was swallowed the bitter taste and they began to weaken. With great difficulty managed, Prince Sugar tried to reach Candy and hugged her.
"I love you" said the Prince Sugar softly.
"Me too" she replied with the last smile.
Suddenly, Sweet River back to normal. Love the sweetness of Prince Sugar and Candy made all sense of betrayal was dissapered. Prince Sugar and Candy washed into the river. Shortly thereafter, Prince Sugar conscious. He brought Candy to the Sweet palace. There, the situation is back as usual. Population didn’t longer poisoning. Their smile was back and had spirit liked usual. Prince Coffe returned to his kingdom. Meanwhile Choco died because her body was exposed to toxins.
Prince Sugar stand in the beside of Candy until she back.
"Sugar .."
"Hey .. you are not polite! Hihi "said Prince Sugar with his joke.
"Hehe I can’t?"asked Candy.
"It's okay. But promise me you'll be my wife "
"All right. As long as you don’t do something stupid again "
"All right .. my beautiful princess "
Since that, the resident of Sweet Kingdom lived savety and happily with their King Sugar and Queen Candy. From that why sugar’s and candy’s tasted so sweet because of liked their loved..
Diposting oleh Unknown di 21.31 0 komentar
Label: Cerpenku